Senin, 16 Mei 2016

PROPOSAL SKRIPSI "KAJIAN MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN WISATAWAN DI KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI NAMALATU KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON




KAJIAN MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG  MEMBERI KEPUASAN 
WISATAWAN DI KAWASAN  OBJEK WISATA PANTAI NAMALATU  
KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON



SKRIPSI


O L E H  :

VALLI . M. SALASIWA
NIM.  2011-32-082
  



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
A M B O N
2 0 1 5








ABSTRAK

KAJIAN MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBERI
KEPUASAN WISATAWAN DI KAWASAN OBJEK WISATA
PANTAI NAMALATU NEGERI LATUHALAT
KOTA AMBON

Oleh    : Valli. M. Salasiwa
Nim     : 2011-32-082

            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kajian Mengenai Faktor-Faktor Yang Memberi Kepuasan Wisatawan Di Kawasan Objek Wisata Pantai Namalalatu Negeri Latuhalat Kota Ambon.

            Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui pengisian kuesioner oleh responden, wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi. Penentuan sampel penelitian menggunakan teori Area Probability Sample (Sampel wilayah). Teknik analisa data melalui reduksi data, penyajian data menggunakan tabel distribusi frekuensi, dan penarikan kesimpulan.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa pantai Namalatu memiliki pemandangan yang indah, lingkungan yang bersih, air laut yang jernih, hamparan pasir pantai yang indah, suasana yang tenang, terdapat fasilitas-fasilitas wisata seperti sarana hotel dan penginapan untuk menginap, dan terdapat kios-kios jajanan masyarakat sekitar sehingga pengunjung yang berkunjung ke daerah ini secara garis besar sudah merasa puas namun kelengkapan fasilitas renang dan olahraga serta akses jalan ke daerah ini harus dapat diperhatikan oleh Pemerintah Kota Ambon terlebih khusus Dinas Pariwisata Kota Ambon agar wisatawan akan lebih banyak mengunjungi objek wisata Pantai Namalatu.

Kata Kunci : Kajian, Kepuasan Wisatawan, Objek Wisata





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan senantiasa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Pembangunan suatu bangsa merupakan keseluruhan proses peningkatan dan pengembangan diri bangsa itu yang tidak pernah berakhir sepanjang bangsa tersebut ada. Demikian pula pembangunan bangsa Indonesia yang tujuan utama pembangunannya adalah pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi harus merupakan penjelmaan dari suatu proses perubahan sosial kebudayaan manusia Indonesia. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan baik secara ekologi maupun budaya, salah satunya dapat dilihat dari sektor pariwisata. Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan wisatawan untuk bersenang-senang, mencari kepuasan batin, beristirahat, dan menghindari rasa kejenuhan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Yoeti (1996: 118-119), bahwa:
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Sektor pariwisata mempunyai potensi besar untuk mendukung perekonomian Indonesia. Potensi sumber daya alam dan budaya Indonesia yang cukup berlimpah di berbagai tempat dengan keunikan tersendiri, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan objek-objek dan daerah tujuan wisata. Kekayaan berupa beraneka ragam budaya, bangunan bersejarah, flora dan fauna, serta tempat-tempat yang menarik lainnya untuk dikunjungi dalam berwisata itulah yang disebut kawasan wisata.
Kawasan wisata merupakan wilayah yang memiliki objek dan daya tarik wisata serta didukung oleh tersedianya prasarana dan sarana, di samping itu harus mendukung lingkungan dan kelestarian alam serta budaya setempat. Kawasan wisata pun harus mendukung perekonomian wilayah. Kawasan wisata yang bersangkutan dimaksud memiliki keindahan dan panorama alam, kebudayaan bernilai tinggi, dan memiliki bangunan bersejarah yang harus dijaga serta dilestarikan, sehingga menarik dan menjadi andalan dalam pembangunan pariwisata daerah. Kawasan pariwisata akan menimbulkan dampak terhadap penjalaran pada pengembangan ekonomi lokal.
Dengan berlakunya otonomi daerah yang memberikan kewenangan penuh kepada daerah untuk membuka dan memanfaatkan akses pengelolaan sumber daya yang ada di wilayahnya, sehingga pemerintah daerah sekarang berusaha menciptakan strategi dan penggalian potensi daerah sebagai langkah konstruktif guna memacu sektor-sektor pembangunan melalui efisiensi seluruh aktivitas atas fungsi-fungsi pelayanan, peningkatan produktivitas dan kegiatan investasi serta meningkatkan kegiatan-kegiatan perekonomian masyarakat lokal. Sesuai dengan visi Pembangunan Daerah Maluku seperti yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2008-2013 adalah “Membangun Maluku yang sejahtera, rukun, religius, dan berkualitas yang dijiwai semangat SiwaLima berbasis kepulauan secara berkelanjutan”, dan visi Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Maluku seperti ditetapkan dalam rencana strategis (Renstra) BPMD Provinsi Maluku tahun 2008-2013 adalah “menjadikan Maluku sebagai tujuan investasi yang kompetitif di Indonesia.
Salah satu jawaban dan merupakan pilihan strategis pemerintah daerah dalam era globalisasi ini dengan implementasi otonomi daerah seperti yang terkandung dalam produk hukum UU nomor 32 tahun 2003 adalah penguatan kapasitas daerah dengan pengembangan sektor kepariwisataan yang dapat memberikan multipler effect pada penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan kemampuan aparatur dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai upaya penerapan konsep pembangunan berkelanjutan (substantable development) yang mendukung percepatan terciptannya kesejahteraan negara (welfare state).
Dalam upaya pengembangan kepariwisataan inilah, salah satu daerah tujuan wisata yang terdapat di Pulau Ambon yang dimasukan ke dalam kawasan andalan, yaitu Kawasan Pantai Namalatu (Daerah Administrasi Kota Ambon) yang merupakan salah satu sektor unggulan pariwisata yang ada di Provinsi Maluku yang relatif cukup berkembang namun belum dapat membanggakan. Hal tersebut menurut hasil observasi awal peneliti di lapangan terlihat nyata bahwa banyak sekali sarana pendukung wisata di pantai ini yang sudah rusak diantaranya, sebuah tempat bermain bagi anak-anak yang sudah tidak berfungsi lagi, beberapa rumah payung tempat berteduh yang sudah rusak, kebersihan pantai juga sudah berkurang, fasilitas untuk atraksi wisata seperti bantal renang yang ada hanya beberapa pasang, dan kurang adanya pengelolaan serta pengembangan lanjut dari pemerintah maupun pengelola terhadap fasilitas wisata di daerah ini sehingga dapat menurunkan kepuasan serta minat pengunjung yang berkunjung ke lokasi ini. Hal in juga terjadi  karena kurangnya sentuhan keterpaduan dan keseimbangan antar komponen pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat sekitar.
Pengelolaan kawasan Pantai Namalatu baru diambil alih secara total dari masyarakat setempat oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata  pada pertengahan tahun 2006, pada saat ini kawasan objek wisata Pantai Namalatu masih terus dilakukan pengembangan di dalamnya. Upaya pengembangan pariwisata Pantai Namalatu masih ditemui sejumlah hambatan dan kendala, secara keseluruhan potensi pariwisata ini masih memerlukan sentuhan peningkatan sarana prasarana infrastruktur dan pelayanan wisata yang menunjang sehingga dapat memberikan nilai dan kontribusi kenyamanan bagi para wisatawan sehingga para wisatawan baik wisatawan dalam derah maupun wisatawan asing pun merasa puas dengan berbagai fasilitas yang disediakan di lokasi wisata ini. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Kajian Mengenai Faktor-Faktor Yang Memberi Kepuasan Wisatawan Di Kawasan Objek Wisata Pantai Namalatu Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon” dalam rangka pengembangan kawasan tersebut sebagai kawasan kepariwisataan dan  untuk dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Maluku pada umumnya dan Desa Latuhalat pada khususnya.


B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kajian Mengenai Fakor-Fakor Yang mempengaruhi Kepuasan Wisatawan di Kawasan Objek Wisata Pantai Namalatu Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.
C.   Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kajian Mengenai Fakor-Fakor Yang mempengaruhi Kepuasan Wisatawan di Kawasan Objek Wisata Pantai Namalatu Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.
D.   Manfaat Penelitian
Setiap penelitian harus memberikan manfaat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.      Bagi Dinas Pariwisata Kota Ambon, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan , pengelolaan dan penataan sarana-sarana fisik pada lokasi wisata Pantai Namalatu.
2.      Bagi Negeri Latuhalat penelitian ini berguna agar masyarakat sekitar lebih memahami mengenai pengembangan dan penataan serta kebersihan dan keamanan pada lokasi wisata tersebut sehingga terdapat kenyamanan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar dapat meningkat.
3.      Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi pihak pengelola, dalam mengoptimalkan upaya pengembangan daya tarik di kawasan objek wisata Pantai Namalatu sebagai objek wisata alam dan kaitannya dengan upaya meningkatkan kepuasan wisatawan.
4.      Sebagai bahan pengayaan terhadap pemahaman yang berkenaan dengan ilmu geografi khususnya dalam pengembangan mata kuliah Geografi Pariwisata dan Geografi Perencanaan dan Pembangunan Wilayah.
E.   Variabel Penelitian
            Penelitian ini mempunyai satu variabel inti yaitu Kajian Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Wisatawan Di Kawasan Objek Wisata Pantai Namalatu, dengan indikator sebagai berikut :
1.      Tourist Resour ces dengan Sub indikator Sebagai Berikut :
a.       Wisata Pemandangan Alam
b.      Air
2.      Tourist Service dengan Sub Indikator sebagai berikut :
a.       Fasilitas Olahraga
b.      Fasilitas Renang
c.       Fasilitas Berbelanja
d.      Akomodasi
e.       Aksesibilitas
3.      Kepuasan : Pendapat/Persepsi Masyarakat






E.   Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, penulis memberikan penjelasan mengenai konsep yang terkandung dalam penelitian ini. Maka yang perlu dijelaskan dalam batasan judul penelitian ini, antara lain:
1.                  Objek Wisata
Menurut Yoeti (1996: 174) bahwa: Objek wisata adalah segala sesuatu (kondisi fisik: iklim, bentang alam, flora dan fauna, dan lainnya; hasil ciptaan manusia: benda-benda bersejarah, monumen, rumah adat; dan tata cara hidup masyarakat: upacara tradisional, adat-istiadat dan lainnya) yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjunginya.
2.                  Faktor-faktor yang harus di penuhi oleh suatu objek wisata.

Sebagaimana menurut Soekadijo (1997: 23), bahwa: Berdasarkan aktivitasnya, penyelenggaraan pariwisata harus memenuhi tiga determinan yang menjadi syarat mutlak, yaitu:
1.      Harus ada komplementaritas antara motif wisata dan atraksi wisata;
2.      Komplementaritas antara kebutuhan wisatawan dan jasa pelayanan wisata;
3.      Transferbilitas, artinya kemudahan untuk berpindah tempat atau bepergian dari tempat tinggal wisatawan ke tempat atraksi wisata.

3.                  Kepuasan Wisatawan
Pengertian kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonimus 2002: 902), adalah “Perihal (yang bersifat) puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya terhadap apa yang dikerjakan meskipun dengan segala pengorbanan, yang ditujukan kepada jasmani dan kesenangan jiwa“.
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar